Rabu, 05 Januari 2011

Pesona Sang Waktu

Waktu adalah sumber daya, ia adalah sosok unik yang dapat membesarkan sebagian manusia, ia juga adalah mampu mengkerdilkan sebagian manusia lainnya, lalu kedua jenis manusia ini terlukis dalam kanvas kehidupan manusia... waktu, begitulah namanya, barangkali usianya sudah lebih tua dibanding usia semesta raya, sebab, bisa jadi Keberadaan Allah sendiri adalah sebuah penegasan keberadaan waktu, dan memang Allah tidak pernah mendefinisikan Wujud-Nya selain dengan definisi waktu... Bisa jadi, mereka yang tidak terikat dengan waktu, adalah mereka yang akan binasa dan tidak kekal keberadaannya, sedangkan Allah sendiri maha kekal, Dia lah yang mengendalikan waktu dan waktulah yang mengikat dirinya pada pencipta-Nya ini...

Waktu, barangkali dialah sosok yang tidak akan pernah tunduk kepada ego manusia, sebesar apapun manusia di dunia, maka waktu adalah lebih besar dari manusia itu sendiri... Ia adalah wilayah kehidupan manusia dimana eksistensi manusia berada tepat dibawah kaki-kakinya yang kekar... Kaki-kaki waktu ini sebegitu kekarnya, sampai Ia (apabila sudah tiba saatnya) akan mampu menumbangkan segala apapun di dunia, meruntuhkan tiang-tiang kokoh di langit, meluluhlantahkan segala bangunan fana, mengubah konteks balance alam semesta dan menjadikannya tunduk kepada Sang Maha Kuasa, Allah swt... barangkali mereka jauh-jauh hari sudah pada ketaatan pada titahNya, Lalu titah Allah yang lainnya berlaku pada mereka, lalu mereka serentak mengikuti titah Allah tersebut, dan menggiring manusia, beserta semesta raya, menuju kehidupan baru lainnya, atau menuju kematian lainnya, lalu dipergilirkan kehidupan dan kematian ini sehingga sampailah manusia dan semesta yang baru pada sebuah kehidupan yang kekal, kehidupan Akhirat yang tiada ujung dan tiada diketahui tepian kehidupannya... begitulah sang waktu, dan saya tidak mengetahui kapan dan dimana dia (waktu) akan mengalami kematian dan kehidupan itu, sebab, Hanya Allahlah yang tahu mengenai itu, hanya Allah lah yang mengetahui rahasia di balik semua ini...

Waktu, sungguh saya mengalami kesulitan untuk mendefinisikannya, sebab saya, dengan usia yang tidak muda inii, masih belum ramah denganya, belum berkenalan lebih jauh tentang kehidupan dia, aku, dan mereka... Mengendalikan waktu sebenarnya adalah mengendalikan diri sendiri, jadi, sebetulnya kita tidak pernah bisa mengendalikan sang waktu, ia adalah sosok kekar dan arogant, namun tunduk dan taat pada titah Allah, Dzat penggenggam waktu dan semesta raya... Maka, manusia sebagai kompleksitas kelemahan dan ketidaktahuan, memang hanya sekedar tahu saja, selebihnya adalah misteri-misteri unik dan terencana dan hanya Allah yang  mengetahui segala misteri ini, lengkap dengan segala kompleksitasnya, atau barangkali dihadapan Allah memang sesuatu yang sederhana (dan saya meyakini demikian, sebab Allah lah yang menciptakannya, atau memang ia adalah sebuah kompleksitas, namun Allah mengetahui sampai sejauh mana kedalamannya itu dan lagi-lagi menurut saya ini adalah sesuatu yang sangat sederhana dan mudah bagi Allah), wallahu 'alam...

Lihat saja, apa yang manusia fahami sebagai langkah mengefektifikan waktu, barangkali berkisar antara dua pengertian,pertama mengurangi pemakaian kadar waktu, lalu yang kedua adalah memaksimalkan waktu yang mereka punya... sungguh usaha seperti ini, tidak menyentuh waktu sama sekali, ia hanya menyentuh sisi manusia sebagai upaya/proses pembiasaan mereka terhadap kehidupannya, selebihnya adalah ketidak tahuan dan sebuah ruangan nisbi  yang menganga antara manusia, waktu, dan Allah sendiri, sebagai Dzat pencipta waktu, pencipta manusia, pencipta kehidupan manusia dan waktu... Lihat saja, apa yang manusia katakan sebagai kualitas manajamen waktu yang berpedoman kepada empat indikasi kehidupan manusia, antaralain: tetap merencanakan waktu, tetap mengorganisasikan/mengoptimalkan waktu, tetap menggerakkan waktu, dan tetap melakukan pengawasan terhadap waktu dan aktifitas,, lagi-lagi hanyalah menyentuh kepada aspek manusia sebagai aktiftias mereka, sebagai toolsmanusia, sama sekali tidak menceritakan bagaimana waktu itu tersentuh oleh manusia, sama sekali tidak menceritakan vairasi sentuhan manusia terhadap waktu secara definisi cerdas lengkap dengan segala kompleksitasnya, dan seterusnya, dan seterusnya....

Lalu, bagaimana dengan judul-judul dan ungkapan seperti ini: Manajemen waktuTeknik Menguasai waktucara memahami waktu secara jituPesona waktuEfektifitas dan Sinergitas waktuWaktu adalah PedangWaktu adalah EmasWaktu adalah tenagawaktu adalah harta berharga, dan seterusnya, dan seterusnya.... Lebih kurang saya mengatakan, kesemuaanya itu hanya menyentuh sisi manusia sebagai partner dari waktu, tidak sama sekali menyentuh sisi waktu sebagai sebuah objek bebas dan tidak tersentuh... maka, ketika saya membaca sebuah tulisan: "Ketika seseorang dapat mengatur satu jam dari waktunya, berarti ia seorang yang serius dan efektif"  lagi-lagi ia hanya membahasakan manusia seolah-olah mereka telah menaklukan waktu, padahal sedikitpun tidak sama sekali... Yang adalah, bahwa waktu memang teramat penting bagi manusia, sedetik waktu yang telah berlalu, tidak akan pernah kembali kepada manusia, sebab ia (waktu yang sedetik itu) telah kembali kepada Sang PenciptaNya, bisa jadi ia kembali dengan kehidupannya yang baru, atau dia mati dan bersimpuh kepada Penciptanya, atau dia memang kembali mendaur ulang dirinya (atas izin Allah) menjadi waktu lagi, atau memang waktu tidak pernah mati/tidak pernah tua, ia selalu meremaja sendiri disetiap perputarannya dan lagi-lagi ini adalah atas kuasa dan izin dari Allah swt... saya hampir tidak bisa mendefinisikan waktu, sebab Ia ada dan melekat pada eksistensi dirinya, dan hanya Allah yang berhak mendefinisikannya dan menjelaskannya kepada manusia, sebagai objek tidak mengetahui sama sekali terhadap waktu...

Memang beginilah pesona waktu, ia senantiasa bergerak hampir sedikitpun tidak sesuai dengan ego manusia,, Ia barangkali adalah sosok istimewa dihadapan Allah, sebab Allah sering bersumpah atas nama sang waktu, Wal Ashri (demi masa/waktu)... Bahwa kesadaran kita untuk menggunakan waktu (menggunakan efektifitas kehidupan) adalah sebuah keniscayaan dan kemestian yang tidak bisa ditunda-tunda, sebab jika kita menundanya, maka mautlah yang akan menunda kita nantinya... Maka, orang-orang yang memahami waktu sebagai tahun, sebenarnya adalah berbagai kompleksitas dari detik, menit, jam, siang, malam, bulan, tahun... Ia adalah rangkaian dari sebuah proses aksiomatis yang tidak bisa didefiniskan, yang tidak bisa diterjemahkan menjadi sebuah konsep ide dan gagasan manusia,,, sama sekali waktu tidak tersentuh oleh upaya manusia... Misalkan,bila kita mau berhitung, bahwa satu detik adalah 1 detik, bahwa satu menit adalah 60 detik, bahwa satu jam adalah 3600 detik, satu hari adalah 86.400 detik, satu minggu adalah 604.800 detik, satu bulan adalah 2.592.000 detik, satu tahun adalah 31.557.600 detik, satu dekade adalah 315.576.000 detik, satu abad adalah 3.155.760.000 detik, satu  milenium adalah 31.557.600.000 detik, dan seterusnya, dan seterusnya... dan inilah waktu yang kita fahami secara kalkulatif, waktu yang (barangkali) telah membesarkan semesta raya, manusia, dan seluruh makhluk lainnya, kecuali Allah semata... Apa yang kita dapat dari sebuah proses perhitungan kalkulatif tadi adalah dimaksudkan agar, manusia mampu merenungi kembali urgensitas dan kompleksitas waktu itu sendiri, menyadarkan manusia bahwa dari satu detik tadi, bahwa sebuah proses adalah sedang dibangun, bahwa kita sedang dalam proses mengenal waktu, yang tiada lain adalah mengenal sang pencipta waktu itu sendiri, Allah swt...

Saya sering mendengar, bahwa mengefektifitaskan waktu adalah dengan bekerja, dengan berbagai istilah dan penamaan, apakah itu bekerja keras,  bekerja cerdasbekerja sungguh-sungguh (jada)bekerja tidak mengharap upah (pamrih)bekerja tanpa balas jasabekerja optimalbekerja dari nolbekerja dari tanah menuju langit, dan seterusnya, dan seterusnya... Lagi-lagi kesemuaannya itu hanya bertutur pada komleksitas upaya manusia dalam kehidupannya, hanya membicarakan usaha mereka untuk mendapatkan harapan dan keinginan manusia, tidak dalam rangka menyentuh tepi atau ujung dari sang waktu ini... Atau apa yang orang katakan tentang tips mengelola waktu, antara lain: Jangan Menangguhkan waktu, Lacak Aktivitas Anda, Berkonsentrasi Pada Hasil, Ingat Prisip 20 ikhitar 80 hasil, Gunakan Waktu Perjalanan Dengan Bijaksana, Merespon Dengan Cepat, Bersikap tegas, jadwalkan waktu untuk bersantai, dan sebagainya... kesemuannya itu merujuk pada upaya kualitasitasi pekerjaan manusia untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan sama sekali tidak menyentuh sang waktu dalam teremahan yang jelas dan jitu... atau kita akan mengevaluasi sebuah konsep mutakhir dan lebih manusiawi tentang manajemen waktu, dimana dikatakan: "manajemen waktu haruslah memiliki landasan-landasan sebagai berikut, Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu, Memiliki manajemen hidup yang baik, Memiliki Wudhuhul Fikrah, Visioner, Melihat secara utuh setiap persoalan, Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas, Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu, Berupaya seoptimal mungkin, Spesialisasi dan pembagian pekerjaan... Lagi-lagi, ia hanya menyentuh sebagian kecil dari skup luas pemahaman tentang waktu dan efektiftias kehidupan... maka, setidaknya manusia, mempelajari landasan-landasan dan pemahaman yang substansial seperti berikut: Disiplin dan Pembiasaan sejak dini, Memiliki kecerdasan dan kejeniusan, Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif, Memiliki ketrampilan... dan seterusnya, dan seterusnya...

Lagi-Lagi, seperti inilah pesona waktu, Ia mungil nan lucu, ia adalah sebuah lompatan-lompatan detik yang senantiasa merangkai menjadi kehidupan... Inilah pesona waktu, bahwa keberadaannya menawarkan sejuta urgensi, Ia lah yang membesarkan manusia sehingga menjadi besar (meski sebetulnya kecil dihadapan waktu), Ia lah yang mengkerdilkan manusia sehingga kecil (meski sebetulnya manusia memang kecil, atau lebih kecil dari apa yang kita umpamakan), Ia lah yang pertama tunduk kepada Tuhan-Nya, dan bersama Tuhan-Nya mengawal sebuah fragment yang bernama kehidupan dan kematian, lalu Ia lah (barangkali) yang akan mengalami split (pecah), sebab ia tersusun dari sebuah dari sebuah materi yang bernama "fana (tidak kekal)", dan dialah yang memulai kembali sebuah akulturasi dan transformasi kematian menjadi sebuah kehidupan, lalu dia pula yang akan menjaja dan mengawasi sebuah kehidupan setelah kematian, dan dia pula lah yang menemani sebuah kehidupan setelah kematian itu sampai kepada tepiannya, sampai kepada ujungnya, meski kehidupan itu (kehidupa akhirat) tiada bertepi dan tiada berujung, dan seterusnya, dan seterusnya... Akhir kata, sang waktu ini adalah yang paling lama hidupnya, dibanding keberadaan semesta raya, namun sang waktu tidak kekal dihadapan Allah, sebab hanya Allahlah yang mengetahui kelemahan sang waktu, dan sang waktupun, tidak pernah sama sekali memiliki kekuatan untuk tidak taat kepada Rabbnya ini, sebab Allah adalah sang Masa yang kekal, Allah sendirilah yang memiliki waktu, dan semua semesta raya berikut segala isinya... wallahu'alam bisshawab..

Engkau lah pesona waktu...
Sedikitpun aku tidak tahu dan barangkali tidak akan pernah tahu dirimu apa, seperti apa...
Sekecilpun apapun pada dirimu, mengajarkan ku tentang begitu besarnya kehidupan...
dan aku percaya...
Engkaulah ciptaan Tuhan yang lebih dekat kepada Tuhannya...
Engkaulah sang masa, dimana Allah tidak "malu" untuk bersumpah dengan nama engkau, "demi masa"....

Allahu Rabbi, Pesona waktuMu adalah indah....
hampir2 daku tidak mengetahui, dengan kehidupanku ini...
Hanya Engkaulah, duhai Allah, yang mengetahui segala rahasia semesta dan sang waktu....
Hanya Kepada Engkau kami beribadah....
Hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan....
Jadikanlah diriku, dirinya, diri mereka, adalah orang-orang yang mendekat dan taat padaMu, sebagaimana dekat dan taatnya sang waktu....
Aku cemburu, dengan pesonanya duhai Allah.....
Aku cemburu.....

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Get this widget

Posting Komentar

Silahkan Dikomentari....