Kamis, 23 Desember 2010

Inspirasi Da'wah Yang Menggetarkan Jiwa

Pernahkah kita bertanya kepada Rasulullah, mengapa ia lebih mencintai ummatnya ketimbang rasa cintanya kepada dirinya, keluarganya, kabilahnya sendiri, dan seterusnya, dan sebagainya... Ups, Islam memang jauh-jauh hari sudah berhasil menanamkan rasa cinta dan persaudaraan yang mampu melewati batas-batas sektorial dan teritorial masyarakat waktu itu.. Maka, kita akan mendapati dalam sejarah kebangsaan dan awal tumbuhnya islam waktu itu, bahwa ukuwah islamiyyah dan wihdatul Aqidah menjadi penguat perjuangan dan keistiqomahan..

saya membaca, da'wah Nabi dan segala penderitaan kaum muslimin pada saat 13 tahun fase mekkah, bahwa Kaum muslimin pada saat itu belum sama sekali melakukan konfrontasi dan membuat front yang lebih besar selain gesekan-gesekan yang bisa dikatakan masih bisa ditanggulangi oleh Rasulullah dan kaum muslimin saat itu... Maka, sesungguhnya makar Kaum Jahiliyyah saat itu bisa dikatakan sudah dalam keadaan buntu.. Mau digimana-gimanain juga Islam dan Kaum Muslimin memang tsiqoh dan istiqomah dalam keimanan dan keislaman mereka, meskipun pada akhirnya banyak diantara kaum muslimin saat itu berguguran, syahid di Jalan Allah...

Mengapa Kaum Muslimin pada saat itu bisa bertahan? sebetulnya mental apa yang sedang dibangun dan strategi apa yang dikehendaki Rasulullah pada saat itu? mengapa kaum muslimin yang bisa dikatakan masih dalam hitungan yang tidak banyak bisa bertahan menghadapi suatu tembok besar nan angkuh, tembok kejahiliyahan, dan sebagainya... Ingatlah ikhwah, pada saat generasi peletakan pondasi ini tidak ada kaum muslimin yang kembali murtad kepada jalan Thagut, tidak ada yang kembali kepada tuhan nenek moyang mereka sebagaimana diharapkan oleh orang-orang jahiliyah pada saat itu..

Subhanallah, bahwa da'wah pada saat itu memang pelaksanaannya dilakukan atas dasar pilihan pribadi, atas dasar pilihan yang sudah nampak dengan jelas berbagai kesulitan-kesulitan dan kendala yang akan dihadapi jika kita sudah terlibat didalamnya... Maka, memang bisa dikatakan kekuatan seruan tidak berpusat pada Rasulullah waktu itu, karena pada saat itu pun banyak orang-orang hanif yang lurus hatinya dan agamanya, yang lebih menghindari tuhan sembahan kaum Jahiliyyah, Latta dan Uzza, dan sebagainya... dalam catatan sejarah, hanya beberapa orang saja orang-orang yang hanif itu, salah satunya adalah Waraqah bin Naufal.. orang yang paling dekat dengan Siti Khadizah yang pada saat itu menjadi insan yang senantiasa meneguhkan dan meneduhkan Rasulullah dan membantunya dengan segenap cinta dan sambutan pengorbanan yang tiada tara...

Maka, tangan dan seruan Rasulullah disambut oleh beberapa orang, karena memang pada saat itu ibaratnya jika kita menyodorkan da'wah kepada manusia maka mereka akan menyambut da'wah kita dengan retorika dan argumen yang akan menjatuhkan upaya kita.. Disini, diperlukan sikap dan loyalitas yang teramat tinggi, baik terhadap kaum laki-laki yang beriman pada saat itu ataupun pada kaum perempuan yang beriman yang bisa dikatakan satu pertiganya dari kaum muslimin pada saat itu... Maka memang ayat demi ayat yang diturunkan kepada Rasulullah mengandung isyarat beramal secara marhalah (pentahapan), mengandung hikmah dalam setiap harakinya, sebagaimana diungkap pada buku Manhaj Haraki, Syaikh Munir Muhammad Al-Ghadban... fokus pembinaan dari Rasulullah dan sahabat-sahabat pada saat itu adalah pembinaan aqidah dan penguatannya, dalam segi ruhiyah jelas menjadi prioritas  utama dalam penjagaannya meski tidak banyak, yakni dengan shalat Qiyamu Lail dan shaum pada saat itu... Jangan salah, bagaimana ayat Al-Qur'an yang sampai kepada Rasulullah dan dihapal oleh para sahabat waktu itu meski masih sedikit, namun rakaat shalat mereka panjang dan lama sampai kaki mereka bengkak-bengkak, dan berbagai amaliyah lainnya juga...

Maka da'wah secara sembunyi-sembunyi pun digulirkan dan ditingkatkan statusnya menjadi da'wah secara terang-terangan, yakni setelah kader-kader inti (nuwat) telah terbentuk pada saat itu, sebab mereka adalah orang-orang yang berhasil memikul tanggung jawab melakukan konfrontasi terbesar melawan musuh-musuh islam pada saat itu.. Tercatat ada enam puluh orang sahabat pada saat itu dimana mereka adalah "tidak dapat dimusnahkan", sebab Aqidah dan Islam telah mengakar kuat, layaknya akar yang telah menghunjam ke jantung manusia, jika akar itu dicabut maka berhentilah jantung itu berdenyut dan matilah manusia pada saat itu..  ada dua tahapan jahriyatud Da'wah pada saat itu, yakni jahriyah yang dilakukan oleh Rasulullah sendiri, maupun jahriyahn yang dilakukan oleh kaum muslimin pada saat itu yang pembahasannya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena sangat berkaitan erat... Maka kita ingat, langkah pertama Rasulullah adalah mengundang dan mengumpulkan kerabatnya yang dekat dari bani Hasyim, beberapa orang dari Bani Muthalib bin Abdi Manaf dan dilakukan berkali-kali, maka batu sandungan petama pada saat itu adalah Abu Lahab, sang pemrotes yang sudah diabadikan laknat Allah baginya dalam QS. Al-Lahb... Langkah ini beliau lanjutkan, Rasulullah menyeru  kaum Quraisy di atas bukit Shafa , tentu dengan jumlah orang-orang yang ada disana lebih banyak dibandingkan langkah pertama tadi.. Rasulullah bertanya dengan indahnya, "Jika kalian kuberitahu bahwa dilembah sana terdapat pasukan ber  kuda yang hendak menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?" Mereka yang hadir di tempat itu menyahut, "Ya, kami belum pernah menyaksikan anda berdusta." Beliau Kemudian melanjutkan, "sesungguhnya Aku datang untuk memberi peringatan kepada kalian bahwa didepan kalian terdapat siksa yang amat keras!" mendegngar itu, maka Abu Labah menyahut dengan keras dan berteriak,"celakalah engkau selama-lamanya!!" Untuk itukah engkau mengumpulkan kami?" saat itulah turunlah wahyu sebagai penghibur Rasulullah saw, "Celakalah kedua tangan abu lahab"...

Da'wah ini dilanjutkan lagi, da'wah kepada keluarga dekat Rasulullah.. yang tercatat, pada saat itu, Istri beliau, Khadizah binti Khuwailid adalah orang yang pertama menerima seruan nabi dan masuk Islam, kemudian Zaid Bin Haritsah, mantan budak siti Khadizah, kemudian Ali Bin Abi Thalib menerima seruan Rasulullah, dan selanjutnya anak-anak Rasulullah dan sahabat terdekat beliau, Abu Bakar dan sebagainya... Generasi sahabat ini adalah seperti oase yang tidak pernah kering, ia adalah mata air bagi seluruh kebangkitan da'wah dimana sumber alirannya tidak akan tercemari oleh barang sedikitpun, senantiasa jernih dan menyegarkan, sebab pangkalnya adalah dari Rasulullah, atas nalar wahyu dan sunnahnya yang mulia ini... maka sabar adalah kunci dari kemenangan da'wah pada saat itu, terutama sabar sebagai senjata ampuh dalam menanggung siksaan dan penindasan di jalan Allah, dan untuk beberapa orang yang lemah dari penyiksaan ini dibolehkan untuk menampakan "kemurtadannya" sebagaimana di perlihatkan oleh Ammar bin Yassir yang terpaksa, demi menyelamatkan aqidah dan keyakinannya itu... maka sabar ini bukanlah sabar sebagaimana kita fahami dan sering kita salah artikan, sabar yang memiliki tingkatan (mustawa), sabar menanggung siksaan sampai mati (syahid) yang tentu lebih besar keutamaannya dibanding menerima rukhsah "terpaksa menampakan kekafiran"...

Dan masih banyak jalan yang ditempuh Rasulullah dalam menyelamatkan tandzim gerakan da'wahnya ini, katakanlah Hijrahnya kaum muslimin ke Habasyah sebagai basis tempat yang aman bagi da'wah dan sebagai basis baru titik tolak pergerakan, disamping Rasulullah memanfaatkan undang-undang jahiliyyah dan perlindungannya pada saat itu, dari pamannya, Abu Thalib,dan sebagainya... Dan kita pun tahu, pada saat islam tertekan sebegitu susahnya, maka munculah kekuatan baru pergerakan, masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Ummar bin Khatab, sebagai proklamator kebebasan da'wah islam, sehingga da'wah pada saat itu tidak dirasakan sempit lagi, ia telah menjelma menjadi sesuatu yang lapang dan penuh jaminan untuk kebebasan mempublishkan da'wah... publikasi dan media yang teramat strategis, dimana kaum muslimin pada saat itu sudah bisa shalat di samping Ka'bah, sudah berani mengajak dan merangkul manusia untuk diajak kepada islam dan penyembahan satu-satunya kepada Allah, dan seterusnya...

semoga kita diberikan kefahaman dalam menghayati berbagai strategi politik da'wah dan penyelamatannya ini, sebagai modal awal kita dalam bergerak, sebab manhaj haraki ini adalah suatu tahapan dan periodisasi yang mungkin tidak akan pernah sama dengan periodisasi da'wah kita pada masa sekarang ini, namun tidak dapat dipungkiri, bahwa sangat banyak manuver-manuver da'wah yang strategis yang akan sangat bermanfaat bagi gerakan da'wah kita, bagi KAMMI, bagi seluruh wajihah da'wah dan kajian-kajian keislaman di kampus kita... dengan memahami manhaj haraki ini, maka kita akan mendapatkan setitik terang dari rahasia-rahasia dan pentahapan kesuksesan da'wah Rasulullah, sehingga ia menjadi sesuatu yang lembut dan diterima oleh segenap orang, dimanapun mereka berada...

Dan KAMMI, memahami hal ini merupakan sebuah keperluan yang asasi,, saya bisa mengatakan, belum cukup KAMMI melandaskan segala pergerakan dan strategisasi da'wahnya sebelum mereka mengambil acuan dan pedoman da'wah yang komprehensif dan capable, untuk penyelamatan da'wah dan agar tertegaknya da'wah pada hati kita, pada mad'u kita, pada manusia selurunya... sehingga Islam yang kita da'wahkan menjadi Rahmat dan kasihsayang bagi seluruh alam.. inilah inspirasi da'wah yang menggetarkan jiwa... semoga kita ditetapkan hati dan kemauan dan upaya yang kuat untuk senantiasa berada di jalan da'wah... wallahu'alam

Di Jalan Da'wah Aku Merentas Kemenangan Da'wah

Aku yang memikirkan diriku hari ini adalah aku yang telah menjalani proses-proses kehidupanku beberapa waktu yang lalu, beberapa waktu yang memang sedikit banyak sudah mengajariku tentang pentingnya berencana secara maksimal, berikhitar secara maksimal, bermunajat secara maksimal, bertawakal secara maksimal, dan seterusnya, sampai mencapai buah amal dan akhlak dengan kualitas maksimal juga.. waktu yang telah banyak membesarkan orang-orang besar, bisa kita katakan mereka antara lain Rasulullah saw, Muhammad Al-Fatih, Shalehuddin Al-Ayubi, Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Abu Bakar Ba'asyir, dan sebagainya.. Maka, hanya ada dua pilihan dalam kaitannya dengan waktu, menjadi orang yang berhasil, atau sebaliknya...

Sebagaimana waktu, Da'wah adalah merupakan pilihan dari sebanyak pilihan yang ditawarkan Allah melalui sang jaman, sebab dari sang jaman ini maka katakanlah tiap seratus tahun selalu tumbuh orang-orang yang memperjuangkan da'wah, mereka membawa panji-panji perjuangan di setiap front peperangan, baik itu peperangan dengan musuh mereka, ataupun peperangan dengan sang musuh utama, musuh "sang ketidakberdayaan".. Da'wah di jalan Allah adalah sebuah pilihan, sebuah perniagaan yang Allah telah memberikan rambu-rambu perjual-belian kita ini dan menjelaskan akan keuntungannya yakni Surga.. Maka ialah yang  merubah sikap benci dan permusuhan Al-Faruuq, Ibnul Khattab menjadi sikap membela Islam dan memperjuangkannya.. Maka ialah yang merubah jiwa idealisme dan kritisme sang Syahid Sayyid Quthb dari sang kritikus sastra menjadi sang penghujjah islam yang sangat totalitas dalam menegakan kebenaran dan penolakannya dalam kejahiliyahan dalam segi apapun, bersama pemikiran dan perenungan beliau (Sayyid Quthb) yang tersibghah (tercelup) dengan Islam dan ketinggian kalimat Allah maka satu persatu karya fenomenalnya dilahirkan dari buah pena dan tulisannya ini... Maka da'wah jika tidak berlebihan, selalu akan menghasilkan orang-orang besar dalam kapasitas  yang berbeda, mungkin sama, atau tidak sama...

Jalan Da'wah memang sebuah pilihan, sebuah keputusan yang tidak semua orang bisa mengambilnya dengan bijaksana.. Terkadang da'wah mengalir deras layaknya arus sungai di musim penghujan, namun lebih sering pula kering kerontang seperti padang pasir tandus yang jauh dari mata air kehidupan (oase).. Terkadang para pengemban da'wah memiliki harapan dan misi peradaban yang menjulang tinggi, terkadang mereka pun berada pada posisi terjepit seperti berada pada suatu kisaran nisbi saja, terkadang kita bisa melihat sang mu'asis (peletak pondasi, bukan dimaksudkan kepada Hasan Al-Bana) memiliki mental baja yang mengakar kuat pada akhlak dan cita-cita da'wahnya yang tinggi, terkadang pula sering kita temui hal yang sebaliknya... Unik dan memang beragam fenomena para pengemban da'wah dan pastinya akan kembali kepada Niat dan tujuan dari awal mereka terlibat di jalan da'wah ini.. Inilah kondisi yang biasanya akan mempengaruhi pendirian dari "madrasah teladan" dan "militansi" kader itu sendiri...

Sungguh, memang Da'wah sendiri merupakan milik semua orang, kewajibannya tidak berhenti pada para ulama saja, tidak berhenti pada sebuah lembaga da'wah saja, tidak berhenti pada Umara' (pemimpin) kita saja, akan tetapi setiap punggung dari kita mestilah mau menanggung beban da'wah ini, beban da'wah yang sudah diperjuangkan dengan darah dan keringat para pendahulu kita.. bahkan da'wah memang sudah diisyaratkan mesti berbenturan dengan hal-hal seperti itu, penganiyaan, pendzaliman, perlakuan tidak adil, penghapusan nyawa dan harta milik, kebencian dan lain sebagainya.. maka, pilihan agar tegar dan mengokohkan barisan merupakan harapan dan tidak bisa tidak harus ada dan dipatenkan dalam gerakan da'wah ini.. Namun, terkadang fenomena berguguran para da'i memang lebih sering kita saksikan daripada mereka yang tetap bertahan di jalan da'wah, katakanlah, sampai titik darah penghabisan (syahid)..

Kebaikan-kebaikan dari penyampaian Da'wah adalah hak bagi setiap orang, baik mereka seakidah dengan kita maupun berbeda keyakinan dan agama dengan kita, karena memang da'wah yang mampu disampaikan dengan hikmah akan banyak memahamkan orang-orang yang tidak sama sekali ada kecenderungan dengan da'wah, dengan mau'idzhah yakni dengan pengajaran dan sistem pendidikan (tarbiyah) yang bermarhalah (berproses) dan berkelanjutan, dan yang terakhir adalah dengan cara diwacanakan (mujadalah) dalam sebuah kerangka dan alur berpikir yang kuat dan ada landasannya/acuannya yakni kitab Allah dan Sunnah Rasulullah... Da'wah memang lagi-lagi seperti oase di padang pasir yang tandus, ia akan mampu menyirami keringnya hati dan sempitnya ruang berpikir dalam memahamkan kebenaran islam dan keutamaannya untuk komitmen dengannya...

Da'wah tidak cukup mulia jika hanya sekedar didengungkan saja, namun miskin dalam pengamalannya.. Seorang Al-Akh mengatakan kepada saya bahwa, Da'wah yang kita harapkan adalah da'wah yang mampu merealita, yang mampu meresap pada setiap mata air pemahaman dan kedalaman akal dan hati seorang mad'u, baik mereka yang sudah memahami Islam maupun mereka yang belum sama sekali tersentuh dengan da'wah... Tidak ada prinsif Tubarrirul Wasilah (menghalalkan segala cara) dalam menempuh wasilah amal dalam da'wah ini,, namun dalam da'wah kita tidak menghendaki adanya orang-orang atau golongan yang "kebablasan" dalam da'wah atau orang-orang yang mengambil langkah gerak da'wahnya secara tathorruf (ekstrem).. Maka, untuk memastikan adanya solusi dari kemungkinan-kemungkian diatas, diperlukan manhaj tawasuth (manhaj keseimbangan) dalam da'wah kita.. sebagaimana dikatakan oleh Amirul Mukminin, Ummar Bin Khattab ra. ”Khairul umuur awsathuha.” (Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan).. dan dijelaskan pula didalam al-Qur'an anjuran agar kita tetap seimbang dalam mengambil/bersikap, Allah Ta’ala berfirman: “Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Allah Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (QS. Al Mulk: 3)..

Ikhwah Fillah, jalan da'wah kita adalah sarana untuk mencapai kemenangan Islam, dimana kemenangan islam adalah dalam rangka membumikan nilai-nilai Ilahiyyah dalam setiap aspek kehidupan manusia, terpancarnya keshalehan pribadi muslim (syaksiyah Islamiyyah)  yang  diikuti syi'arnya Keshalehan pribadi yang berdaya guna secara sosial, lalu diupayakan agar masyarakat ikut berperan dalam proyek-proyek peletakan pondasi islam yang memasyarakat ini... Usaha optimal untuk mencapai kemenangan itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan seterusnya. Akan tetapi tetapi harus dipahami bahwa segala upaya sehebat apa pun yang dilakukan manusia bisa saja  tidak punya makna sama sekali andaikan mereka tidak mendapat perkenan dari Allah swt. Dan sebaliknya betapapun serba terbatasnya kaum Muslimin (dalam hal material dan kuantitas personal) dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan serta tegaknya da'wah, jika Allah berkehendak untuk mengaruniakan kemenangan, tak satu kekuatan pun dapat menghalanginya... 

Semoga Allah senantiasa menyalakan obor penerang da'wah kita,, di Jalan da'wah ini, bersama KAMMI, kita hendak mengenalkan islam dan da'wahnya yang khas, yang bisa menjadi sumber inspirasi dan mata air kehidupan yang tidak pernah kering airnya, seperti telaga, jernih, dan menjadi tempat orang-orang bertanya saat dahaga... InsyaAllah, kita sudah memilih, di Jalan Allah lah kita berjuang, dengan cinta dan petunjuk cahaya yang terang... Semakin banyak aktivitas, semakin berat beban perjuangan, semakin besar target yang ingin kita capai, seharusnya semakin membuat kita dekat dengan Allah.. InsyaAllah, semoga kita tetap senantiasa bersama dalam da'wah dan perjuangan ini...

Ku tulis dengan cinta teruntuk Ikhwah Fillah, sahabat dan teman perjuanganku selama ini...

Lecutan Api Kebangkitan

Entah mengapa kata-kata "lecutan api kebangkitan" terasa meneduhkan, apalagi jika sudah dikaitkan dengan Daurah Marhalah 1 KAMMI ITB, apalagi jika sudah dikaitkan dengan semangat dan perjuangan teman-teman panitia Daurah dalam mempersiapkan acara yang sangat spesial dan dalam penghayatan ini, apalagi jika sudah dikaitkan dengan teman-teman peserta Daurah Marhalah 17-19 Desember, beberapa hari kemaren.. saya yakin, pada setiap fragment kegiatan ini ada keringat dan perjuangan sahabat ikhwah fillah panitia, baik mereka yang terlibat penuh dalam Daurah ini, atau mereka yang hanya sebahagiannya terlibat sebab ada agenda lain juga yang memisahkan mereka dengan dinding daurah Marhalah 1 ini, ada perjuangan dan ikrar ikrar tulus dan suci dari panitia dan peserta pada hari terakhir Daurah Marhalah 1 ini..

Istilah lecutan Api Kebangkitan ini pertama kalinya digulirkan oleh Al-Akh aktifits KAMMI ITB dalam sebuah blognya yang tidak mau disebutkan namanya secara mendetail dan lengkap, khawatir mengurangi kadar keikhlasan dan ketawadluannya, kata beliau sih gitu.. memang ada2 saja Al-Akh ini, selalu ada canda tawa jika sudah berbicara dengan beliau.. temannya sempat bertanya kepada beliau, mengapa antum masih bertahan di KAMMI, yang notabene pergerakan mahasiswa yang tergolong sering turun ke jalan-jalan, mengaspirasikan dan mengapresiasikan kehendak nuraninya dan mengoreksi sikap-sikap pragmatisme yang dilakukan oleh pemerintah, birokrat, para pemimpin, para pengambil kebijakan, para aktor dan aktris publik figur yang nyeleneh, dan seterusnya, dan sebagainya.. Al-Akh ini pun sering tersenyum dengan tulus, lalu menjelaskan sedikit demi sedikit tentang KAMMI, terlebih KAMMI ITB yang memang unik dan identik dengan gerakan kemadiriannya itu..

Baiklah, saya yang menulis tulisan ini memberanikan diri bertanya lebih banyak tentang istilah "lecutan Api Kebangkitan" ini kepada Al-Akh,, lagi-lagi saya bisa melihat bagaimana beliau dengan tulusnya tersenyum dan menyapa dalam pelan, menjelaskan sedikit tentang istilah diatas.. maka kata beliau, lecutan Api kebangkitan merupakan agenda penting dan mendasar dalam mengkonstruk ulang dan mendesain arah gerakan KAMMI kedepan, suatu agenda dimana peletakan pondasi merupakan  sasaran yang diprioritaskan, suatu agenda dimana melengkapi sarana dan prasarana da'wah yang diikuti dengan pengenalan gerakan da'wah kepada masyarakat kampus adalah upaya penting juga, terlebih jika dikaitkan dengan kegiatan yang telah KAMMI Komisariat ITB laksanakan, yakni, keinginan beliau agar para aktifis KAMMI lebih semangat lagi dan bersatu dalam upaya memenangkan da'wah islam dimanapun, kapanpun, dalam wilayah apapun, sampai detik-detik terakhir napas kita.. Sungguh sangat dalam maksud dan harapan pencapaian dari istilah ini, sangat mulia, membutuhkan banyak waktu dan tenaga, perlu kesabaran dan jiwa siap berjuang tanpa lelah..

Beliau menuturkan, bahwa Lecutan Api Kebangkitan didedikasikan juga kepada para pengurus KAMMI Komisariat ITB, dengan sangat berharapnya pada tuhannya beliau berharap agar pengurus bisa bertambah loyalitas dan komitmennya terhadap islam, terhadap jama'ah, terhadap KAMMI.. Lecutan Api Kebangkitan ini pun didedikasikan kepada para Alumni KAMMI ITB yang sudah sangat banyak perhatian dan bantuan mereka dalam memantau, memberi masukan dan nasihat, memberi arahan dan penjelasan tentang KAMMI dan bagaimana strategisasi sukses da'wah kampus melalui KAMMI.. memang da'wah bersama KAMMI bukanlah berarti menafikan da'wah melalui sarana da'wah yang lain.. KAMMI sangat mengapresiasi upaya-upaya da'wah baik melalui lembaga da'wah, gerakan da'wah mahasiswa, kajian kajian keislaman, maupun dalam hal media pers dan berbagai publikasi yang ditujukan untuk syiar islam dan da'wah kampus..

Sering bertanya sendiri, mengapa beliau lebih menyukai istilah "Lecutan Api Kebangkitan", mengapa tidak istilah-istilah yang diambil dari Al-Qur'an saja, atau istilah-istilah baku dari gerakan da'wah tarbiyah, atau istilah-istilah kekampusan yang pastinya sudah tidak asing lagi untuk didengar dan dicerna.. Nah, karena sedikit agak tanggung juga, saya tanyakan juga hal ini kepada Al-Akh ini tenang alsana beliau lebih suka menyukai istilah ini, beliau mengatakan bahwa istilah ini sudah banyak mengispirasi beliau dalam berjuang disamping ingin mengokohkan komitmen diri agar tegar berada di jalan da'wah ini, agar siap menghadapi benturan-benturan didalamnya, agar siap dengan segala kemungkinan-kemungkinan tersulit yang akan dihadapi dalam da'wah kampus kita ini, agar kita lebih siap membangun mentalitas pejuang sejati, mentalitas yang ditumbukan dengan nalar wahyu dan dialektika kefahaman terhadap ilmu dan perangkat-perangkat tarbawiyahnya... Ah, saya yang bertanya terkadang tidak bisa memahami kemana arah pikiran dan maksud dari kata-kata beliau ini, sedikitpun tidak bisa menebak akan kemana arah pembicaran beliau ini, yang pasti beliau adalah termasuk orang yang saya kagumi, dan InsyaAllah, semoga beliau tetap ditempatkan pada barisan da'wah yang terdepan dalam da'wah ini, shaff terdepan yang akan siap berhadapan dengan berbagai pihak musuh, cukup dengan kekuatan iman dan ukhuwah, maka kita (kata beliau) akan bisa meraih kemenangann demi kemenangan..

Di penghujung jawaban beliau, beliau memberi tafsir tersendiri tentang istilah "Lecutan Api Kebangkitan" ini untuk beliau sendiri, bahwa dengan istilah ini, beliau semakin bertambah semangat dan ingin senantiasa belajar tentang Al-Islam, ingin lebih banyak membaca, lebih banyak menulis, lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara, lebih banyak memahami da'wah terlebih dahulu lalu kemudian mengaplikasikannya dengan tingkat kefahaman yang utuh, tidak setengah-setengah, dan sebagainya.. beliau dengan tokoh idolanya adalah Sayyid Quthb dan bercita-cita ingin berjihad sampai titik nafas penghabisan, beliau dengan tokoh idealnya adalah Hasan Al-bana sang Mu'asis abad ke-20, beliau dengan yang sangat mengagungkan Rasulullah sebagai Qudwah Hasanahnya dalam beramal, berahlak, dan beribadah, dan seterusnya, sampai-sampai tanpa disadari menyadarkan kita bahwa sisi-sisi kemanusiaan kita memang cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya inspiratif, menyukai keberhasilan-keberhasilan yang dilatar belakangi dengan ghirah semangat juang yang tinggi dalam menggapai kesuksesan yang gilang gemilang ini...

Di akhir kata, beliau berpesan kepada penulis (yang juga seperti beliau, adalah pengurus KAMMI ITB) agar sedapat mungkin tetap bertahan di jalan da'wah ini, agar siap menghadapi berbagai kemungkinan tersulit yang akan terjadi, menasehati agar lebih banyak bersabar dibandingkan mengeluh, lebih banyak bersikap tawadlu dan istiqomah dibanding sikap sombong dan plin-plan, lebih banyak mengarahkan umat dan mad'u da'wah agar mereka mengenal Islam lebih dalam, mengenal akhlakul Islamiyyah, mengenal paradigma berpikir orang-orang salafus Shaleh, mengenal metode pendekatan da'wah yang komprhensif dan dinamis, lebih banyak mengarahkan agar kita bisa lebih banyak bertahan dalam kondisi penguatan pondasi (ta'sis) sekarang-sekarang ini, lebih banyak upaya menyempitkan front peperangan dan siap meluaskan front-front perdamaian dan kolektifitas keummatan..

semoga, lecutan Api Kebangkitan yang sedang menyala ini, meskipun kecil, akan senantiasa menyala dalam sanubari kita, akan senantiasa memancar dalam pribadi muslim (syakhsiyah islamiyah), akan senantiasa menghangatkan rumah amal kita, akan senantiasa menambah Ruh jihad kita dalam berjuang, tegar di jalan da'wah.. lagi-lagi, Api Kebangkitan yang sudah dinyalakan oleh generasi pendahulu kita, mestilah dijaga nyalanya, mestilah diperbanyak perapianya, lebih siap dijaga nyala apinya agar tidak mudah padam dan mati, agar tidak membakar... Api Kebangkitan yang sedang melecut ini tidaklah membakar, ia akan menghangatkan kita yang sedang dalam kondisi kedinginan, akan menghangatkan barisan-barisan lesu agae mereka bertambah sikap dan jiwa patriotismenya untuk lebih siap berjuang di jalan da'awiy.. semoga kita senantiasa dalam upaya perbaikan,dalam upaya peningkatan kualitas diri dan jama'ah, untuk jama'ah yang lebih baik dengan menjunjung nilai-nilai keimanan dan ukhuwah yang menyala-nyala... Lecutan Api Kebangkitan ini saya dedikasikan teruntuk Alumni KAMMI ITB, teruntuk Pengurus KAMMI ITB, teruntuk teman-teman KAMMI yang banyak membantu tegaknya bangunan da'wah KAMMI di ITB ini, teruntuk sahabat panita dan peserta Daurah Marhalah 1 KAMMI ITB 17-19 Desember 2010.. semoga Allah selalu menjaga kita dalam jama'ah ini..

Selalulah untuk Bersama


Ikhlas...
inilah sifat yang teramat sulit untuk kita coba, perlu proses dan usaha yang berkesinambungan, perlu penguatan dari berbagai aspek kesiapan pribadi.. Ikhlas yang kita fahami adalah seperti keikhlasannya para sahabat Muhajirin dalam meninggalkan kampung halaman dan kerabatnya di Mekkah pada akhir tahun ke-13 Kenabian.. Ikhlas yang kita tauladani adalah keikhlasan Nabi Muhammad SAW saat Allah menetapkan keputusannya tentang Hidayah keislaman kepada sang paman, Abu thalib, dan Allah berkehendak lain dengan kehendak Rasulullah.. Ikhlas yang kita fahami adalah keikhlasan sang Ibu di Palestina, yang siap mengomandoi anak-anaknya dan suaminya agar senantiasa beruhul jihad.. Ikhlas yang kita fahami adalah kesiapan untuk mengobarkan da'wah dan jihad dalam segala aspek kehidupan, dalam segenap tatanan kehidupan manusia, dimanapun dan kapanpun..

Dulu, barangkali saya termasuk qiyadah yang banyak terbentur dengan sikap ikhlas ini.. Selalu saja mengharapkan semua orang terlibat dalam proyek da'wah KAMMI, selalu saja berat hati jika ada barisan da'wah yang tidak hadir disaat-saat da'wah digaungkan ini.. selalu saja dan selalu saja merasa tidak bisa menerima kondisi bahwa orang-orang yang saya khawatirkan tentu memiliki prioritas dan kepentingan lain di luar jama'ah ini..

Entahlah, saya bisa dikatakan mendzhalimi mereka, para Jundi-jundi yang teramat sangat besar kontribusinya untuk berlanjutnya da'wah dalam jama'ah yang sederhana ini.. selalu saja ingin berdialektika dan membenturkan dinding argument-argument mereka yang pada suatu even agenda da'wah  tidak bisa datang, Inilah kesalahan saya pertama, saya tidak yakin dengan hakikat tarbawiyah Ilahiyyah yang sebenarnya, tidak memiliki pondasi untuk tsiqah (percaya, derajat yang lebih tinggi dari ash-shidq:jujur) kepada saudara seperjuangan ini..

Hari ini, dan seterusnya semoga sudah bisa mengikhlaskan barisan da'wah ini, meski mereka tetap menjadi inspirasi perjuangan ini, tapi menggantungkan beban kepada mereka seolah-olah mendzalimi mereka, yang pastinya sudah teramat banyak amanah dan kesibukan diluar sana.. InsyaAllah, jika hanya ada satu orang yang berjuang di Jalan Allah, maka itu adalah adalah aku; jika sudah tidak ada yang berjuang di jalan Allah, maka saksikan bahwa aku telah syahid...

Dalam kesendirian pun, InsyaAllah aku akan berdiri di garda terdepan barisan da'wah ini.. InsyaAllah..
semoga Allah senantiasa menjaga kita dalam ikatan ukhuwah dan silaturahmi yang tiada batas ini, Jazakumullah untuk kebersamaan ini... selalulah untuk bersama....

Inilah jalanku...

Inilah da'wahku, inilah jalanku..
aku ingin sungguh-sungguh dalam berda'wah di jalan Allah, aku telah berkali-kali berikrar untuk menjadi mujahid, aku telah berkali-kali bertekad untuk senantiasa berada di jalan da'wah.. dan aku telah memilih, disinilah aku berda'wah secara professional, membumi (nalar akal) dengan beragam konsep langit (nalar wahyu) yang seadanya, apa adanya.. inilah jalanku, dengan KAMMI lah aku ingin menyentuh hati manusia, menda'wahkan islam dengan segala kompleksitas dan komprehensifitasnya, mengenalkan da'wah dengan cara (uslub) yang baik, mengenalkan da'wah tauhid, sebagai landasan dan pijakan da'wah kita, lalu membumikan islam menjadi sesuatu yang merealita dalam segenap kata dan perbuatan..

inilah da'wahku, inilah jalanku..
aku dengan segala kesederhanaanku, tidak mampu berbuat banyak dengan segala yang aku punya hari ini, aku hanya memiliki ikhwah dengan loyalitas yang tinggi, dengan ruang-ruang dilalektika dan pemikiran yang beragam dan memperkaya khazanah gerakan da'wah ini.. meski aku sadar, bahwa aku sedang belajar hari ini, dan akan senantiasa belajar sampai esok, sampai lusa, sampai islam merealita..

Inilah da'wahku, inilah jalanku..
da'wah dijalan ini rupanya teramat berat dan tidak singkat, perlu proses dan kemandirian yang kokoh. perlu dinding yang menjulang tegar, perlu pondasi yang mengakar kuat dalam dada.. jadi teringat ucapan teman, "Jika aku hidup seribu kali, maka aku akan berjuang dan syahid sebanyak seribu kali itu,, jika aku hidup satu kali, maka aku ingin syahid sebanyak seribu kali yang sesuai aku mau, yang sesuai Allah mau"... subhanallah, kata2 beliau senantiasa terngiang di telinga, senantiasa menjadi lecutan awal untuk menumbuhkan hamasah dalam da'wah..

Inilah da'wahku, inilah jalanku..
entahlah, aku yang  kini berada di KAMMI, sudah sering dicemooh orang2 seiman karena mungkin menurut mereka da'wah di kammi itu sesat atau apalah, aku juga sering dikambinghitamkan, dijauhkan dari mata air dan rantai komunitas di kampus tempat ku berada.. tapi lebih indah berhusnudzhan daripada tidak sama sekali..
da'wah di kampus kami dengan wajihah KAMMI nya, mungkin masih dianggap prematur atau belum cukup umur,, ah, itu kan anggapan mereka, rasanya tidak perlu mempersulit diri dalam kondisi yang sulit ini..

Inilah da'wahku, bersama KAMMI, ku ingin merangkai jalan menuju surga, merangkai gerakan-gerakan da'wah dengan landasan geraknya adalah Al-Qur'an dan Sunnah.. aku sedang melihat dari dekat, ternyata lecutan api kebangkitan da'wah KAMMI di kampus ku sedang menyala-nyala, akan besar seiring dengan usaha kita untuk menegakan da'wah, merealisasikan ikrar-ikrar kita di jalan da'wah ini..

Aku telah memilih...
meski aku dulu mengikuti berbagai wajihah da'wah, mengikuti beragam harakah da'wah mahasiswa.. namun, aku tidak menemukan sumber mata air ketenangan, pancaran mata air yang bisa menyembuhkan dahaga yang semakin menjadi-jadi.. namun, setelah itu, seiring waktu yang ikut berbagi kisahnya dan pengalamannya dalam membesarkan orang-orang besar dan berhasil, maka aku pun berteman dengan waktu, dan lagi-lagi dengan gayanya yang khas, waktu mendidikku agar aku bisa berada di sini, di jalan da'wah ini, dalam jihad fii sabilillah..
lalu aku pun berkenalan dengan orang-orang hebat di KAMMI, orang-orang dengan kadar loyalitasnya yang teramat sangat besar dan banyak, jika aku berani menimbang-nimbang kadar komitmennya, mungkin aku bukanlah apa2, bukan siapa2, belum menjadi apa...

maafkan jika pernah ada kata yang tidak berkenan, ikhwah fillah..
maafkan jika ada kata yang tidak sesuai dengan amal, aku takut dengan kabura maqtan Allah atas segala kekurangan dan ketidak berdayaan ini..
semoga kita tetap menjadi orang-orang yang mampu komitmen dan loyal dalam da'wah kita..

satu, bahwa da'wah di manapun, adalah benar dan baik, selama mereka merentas jalan da'wahnya sesuai dengan minhaj da'wah Rasulullah, sebab Rasulullah adalah pewaris peradaban terbaik sepanjang sejarah kemanusiaan..

dua, bahwa da'wah kammi tidaklah menyalahi Al-Qur'an dan Sunnah.. jika ada diantara orang yang mengatakan, bahwa Ikhwanul Muslimin (yang diidentikan dengan KAMMI) itu sesat, maka apakah tidak cukup dengan berbagai perjuangan darah dan nyawa para pendahulu kita, katakanlah Hasan Al-Bana, Sayyid Quthb, dan sebagainya..

tiga, bahwa da'wah kammi adalah da'wah dengan penghayatan tertinggi terhadap arkanul bai'ah dan segala hal yang bisa menunjang kesepuluh rukun bai'ah itu.. dan KAMMI meski telah banyak mengambil referensi da'wah suatu gerakan tarbiyah atau gerakan da'wah Hizbiyyah, tapi kammi berbeda dengan mereka.. semoga pihak-pihak yang masih mengatakan bahwa da'wah kammi adalah da'wah partai politik, segera di berikan pemahaman yang tepat dan lurus...

Ikhwah fillah, mari bersama memulai gerakan da'wah kita dengan fikih aulawiyah (fikih prioritas), dengan mengawali da'wah dalam segala hal dan aspek mendasar, yakni mengenalkan islam, mengenalkan akhlak kita, mengenalkan bahwa jalan da'wah ini adalah benar.. mari bersama bergerak tuntaskan perubahan...

Lihatlah ikhwah fillah, lecutan api kebangkitan sudah menyala-nyala, mari sambut kemenangan Islam dalam jiwa perjuangan kita, mari menggenapkan da'wah dalam segala aspek kehidupannya.. gerakana ta'sis (peletakan pondasi) tetaplah terus untuk dilanjutkan, disamping diimbangi dan dilanjutkan dengan gerakan da'wah lainnya... InsyaAllah, Allah bersama kita...

salam mujahid!! salam cinta, Ikhwah fillah...

Daurah Marhalah 1

Apa yang menarik menurut anda di Kammi?
jika ada pertanyaan seperti itu, pasti saya akan menjawab: "yang menarik dari kammi adalah Daurah Marhalahnya"..

hm.. memang kenapa anda menyukai daurah marhalahnya, kenapa tidak MK (madrasah Kammi), Halaqoh Gerakan, Temu Kader, Sekolah Siyasi, Training Militansi, training Pengkaderan Daerah, atau apapun?
yah.. saya akan menjawab: " Daurah Marhalah 1 Kammi memang menyimpan sejuta  kenangan dan pengalaman yang sangat menarik, sangat mengesankan..

Emang, apa yang menarik di Daurah Marhalah 1 itu?
Haduuh.. ngga kebanyakan nanya ya? :D
baiklah.. Daurah Marhalah 1 (misalnya Daurah Marhalah 1 Kammi ITB) memang titik tekan (nuqthatul intilaq) nya adalah loyalitas dan militansi kader baru.. sebagai pintu gerbang kader bisa masuk kammi dan jenjang awal kader (anggota biasa 1).. yang menarik di daurah marhalah kammi adalah proses pengenalan kammi kepada peserta didik.. meski tidak bisa dikatakan baik, tapi memang materi yang disampaikan berproses, bermarhalah (bertahap)..

hm.. sudah cukupkah pertanyaan antum?
Alhamdulillah, Daurah Marhalah 1 Kammi ITB sudah terlaksana, tanggal 17-19 Desember 2010 di Mesjid Al- Ihsan STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) dan Ponpes Babussalam Dago Atas, ciburial Indah..
Daurah yang tidak akan mudah dilupakan, meski pada awal tanggal pelaksanaannya bertepatan dengan tanggal istimewaku (hari millad pak mas'ul) tapi kok sampai lupa ya... barangkali ruang-ruang memori tentang millad itu sudah tertutupi dengan beragam persiapan dan pelaksanaan daurah marhalah ini...

Sebenarnya begitu banyak hal dan pengalaman yang teramat berkesan pada daurah marhalah.. ingatkah? kita disana menangis bersama-sama, memuhasabahi amaliyah yaumiyah kita, mengingat orang-orang yang kita cintai (orangtua kita, sodara kita, teman kita), mengingat bagaimana kesulitan dan penderitaan sodara kita di luar sana, mengingat bagaimana kondisi sodara seiman kita yang berjuang di jalan Allah, dan seterusnya... kita mencoba mengingat segala apa yang bisa diusahakan untuk diingat, merefleksikan segala hal yang sudah kita lakukan beberapa waktu kebelakang.. Duhai, muhasabah ini adalah muhasabah yang teramat mengesankan, InsyaAllah air mata dan jeritan hati kita waktu itu adalah air mata taubat dan muhasabah kita, energi baru bagi perjuangan dan keikhlasan kita kedepannya..

Muhasabah, kenapa mesti ada?
Sebetulnya bukan pertanyaan itu yang ingin ditekankan disini, tapi bagaimana agar muhasabah sebagai fasilitas transfer ruhiyah, membuka ruang-ruang imajiner dan tersembunyi agar berperan aktif dan merespon segala hal yang nyata.. membuka tabir hati dan ruang pemikiran, lalu dimunculkan dalam suatu upaya untuk merubah (jika masih salah) dan upaya untuk meningkatkan( jika masih sedikit).. entahlah, saya tidak bisa mendefinisikan sejelas-jelasnya.. mudah-mudahan ini sebagai suatu langkah bersama, langkah awal dalam lecutan kebangkitan kepribadian kita..

Dan..
yang tidak bisa dilupakan, yakni rihlatul alam (outbond)..
kenapa mesti begitu?
ya.. memang sangat mengesankan, perjalanan yang panjang dengan tidak sedikit kendala dan rintangan bagi peserta dan panitia.. namun rihlah memang menjadi lecutan awal untuk mengenalkan dan mendekatkan peserta dan panitia dengan alam lingkungan disekitarnya... agar alam dan kita menyatu, saling menyaksikan kesaksian dan ikrar2 yang dipanjatkan.. agar kita bisa mentausiyahi mereka juga bahwa kita sungguh-sungguh berikrar dan ingin menjadi yang lebih baik tentang masalah amal dan jihad..

meski entah kenapa? peserta sedikit kurang sigap dengan intruksi danlap pada awal-awal internalisasinya..
(pengalaman saya dulu, ketika disuruh kedepan, menyuarakan sesuatu, saya lakukan dengan berlari dan berteriak, saya yakin teriakan saya bukan teman-teman panitia dan peserta saja yang mendengar dan menyaksikan, akan tepati alam lingkungan sekitar pun menyaksikan, rumput-rumput, pepohonan, makhluk hidup yang ada di tanah dan di udara, ataupun batu dan tanah yang diinjak pun mereka akan menyimpan ruang memori mereka tentang syahadah dan ikrar kita itu)

Subhanallah, tetapi sedianya peserta dapat segera terkondisikan, dengan beragam intruksi dan peringatan dan arahan, akhirnya peserta dan panitia pun dapat terkondisikan dengan baik, sehingga  kita bisa bertingkatn pada proses selanjutnya dari internalisasi ini.. afwan akhi, meski tadi malam amaliyahnya belum maksimal, tapi sangat diusahakan agar bisa optimal..
subhanallah.. ikrar-ikrar para mujahid mujahidah pun lantang dan diteriakan dengan semangat dan penuh penghayatan dengan hati yang terdalam.. prinsip gerakan kammi pun dilantangkan: "Kemenangan Islam adalah Jiwa Perjuangan KAMMI"... dan seterusnya...

jujur saja, pada moment-moment itu adalah moment terlemah saya, sesuatu yang sangat berat dan perlu persiapan hati dan ketegaran yang besar dan banyak waktu untuk mempersiapkan kualitas amaliyah yaumiyah yang terbaik.. perlu dikondisikan sejak dini, agar kita bisa saling mentausiyahi dan mengingatkan dalam kebaikkan dan kesabaran, saling ber amar ma'ruf nahyil munkar, saling meri'ayah dengan segala hal yang bisa dilakukan..

menarik.. pemandangan puncak kota bandung yang mengesankan..
berharap di daratan yang kita injak waktu itu, adalah daratan tertinggi hingga kami bisa meneropong segala hiruk pikuk keadaan manusia di kejauhan, ingin mebisikan teriakan kita kepada mereka, bahwa kita sedang belajar menjadi mujahid/mujahidah yang baru... dengan semangat yang baru, dengan tekad mebaja dalam lecutan api kebangkitan yang menyala-nyala...
pemandangan kota/kabupaten bandung yang menarik, meski dinginnya udara waktu itu, sedikit membuat badan menggigil, tapi ada kekuatan tersendiri dan ada tekad yang kuat, sehingga kita bisa berbuat yang terbaik , meski belum sesempurna yang diharapkan oleh orang kebanyakan..

Subhanallah, semoga menjadi kenangan tersendiri, silaturahmi dan ukhuwah kita tidak akan pernah berhenti disini, akan selalu berlanjut dan akan selalu dilahirkan kader-kader terbaik.. InsyaAllah..
salam ukhuwah, salam mujahid/mujahidah..
salam kebangkitan da'wah, lagi-lagi lecutan api kebangkitan menyala, meski kecil, tapi ia akan membesar, menjadi api yang bisa menghangatkan, api yang bisa membakar segala hal ketidak berdayaan..
wallahu'alam bis shawab

Ingatkah?


tanggal 17-19 adalah masa2 Daurah Marhalah 1 KAMMI ITB, suatu  masa, tempat dan kondisi yang tidak bisa dilupakan, luapan semangat, emosi, jeritan hati, erangan muhasabah dan rasa cinta bersatu, menyatu dalam alunan da'wah dan hikmah yang tidak bisa dilupakan.. akan senantiasa membekas dalam jiwa, ada ingatan dan perasaan lega telah membagi da'wah, membagi beban da'wah bersama2..

afwan akhi-ukhti, ana memang terlalu lemah, tidak bisa menanggung beban da'wah ini sendirian,, ana hanya ingin kita bersama2, berjalan bersama2, seperti hari2 ini, saat senyum kita merangkai menjadi motivasi dan lecutan api kebangkitan da'wah kita..

Daurah Marhalah 1 KAMMI ITB, tidak akan pernah bisa dilupakan, memorinya akan senantiasa menguat, seiring dengan bertambahnya waktu maka ia akan menguat dan mengakar sejarah.. suatu moment penting, sebagai motivasi dan pengarah kebangkitan da'wah di KAMMI, di kampus manapun, di daerah manapun, di wilayah apapun, di pusat sekalipun..

ada 7 kampus yang mendelegasikan peserta dan panitianya pada Daurah Marhalah kali ini, kampus apa sajakah? baiklah, kita sebut satu-satu..

1. Kampus ITB
kampus itb sebagai penyelenggara daurah marhalah 1 ini, pasti mesti terlibat dan melibatkan diri dalam kegiatan ini.. sebetulnya publikasi dan da'wah fardiyah bisa dikatakan lumayan cukup juga, tapi memang sulit, tempat tersulit yang pernah ana tau, ah... ini bukan masalah kita, masih bisa kita upayakan pada agenda daurah marhalah selanjutnya, awal bulan februari 2011, InsyaAllah..

2. Kampus STKS
kampus stks pun, termasuk kampus penyelenggara kegiatan daurah marhalah ini.. dan memang banyak kader terbaik kampus stks ini yang menjadi panitia inti dan pengurus inti KAMMI Komisariat ini.. kampus sebagai tempat pertama kegiatan daurah ini sangat ramah dan teramat sangat baik, suatu kampus dan mesjid, dkm, sampai satpam pun, teramat baik.. Jazakallah atas kebaikan kampus STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial)

3. Kampus UPI
hm.. apa ya? kampus upi dan kader kammi upi adalah kampus dan kader kammi terbaik yang pernah ada di Indonesia ini, InsyaAllah kampus UPI, KAMMI UPI akan besar dan akan menggenapkan perubahan dimanapun dan kapanpun.. InsyaAllah... Jazakumullah..

4.Kampus Al-Imarat
kampus terbaik, dengan delegasi pesertanya sampai 11 orang.. suatu jumlah yang tidak bisa dikatakan sedikit, InsyaAllah mereka adalah kader hebat, akan membawa perubahan dan da'wah KAMMI untuk bermuara ketempat yang teduh.. kampus terbaik yang pernah ada... jazakallah atas tangisan kita , atas takbir2 kita, atas semangat dan daya juang kita yang senantiasa bertambah dari waktu ke waktu... subhanallah..

5.Kampus Unisba
kampus tetangga, Kampus besar dengan kader Kammi yang besar juga.. tinggal dimasivkan silaturahmi dan kran2 komunikasinya dengan KAMMI ITB, agar ada diksusi dan alur berpikir dan kerangka  acuan da'wah kammi yang lebih baik lagi.. terlebih 'sektor tamansari' (kampus itb dan unisba terletak di tamansari) 

6.Kampus SSE
Kampus dengan delegasi peserta tamu.. subahanallah, luar biasa untuk perjuangan tiga orang akhwat di kampus SSE ini, semoga tetap istiqamah ukhtunna.. tetaplah berada di jalan da'wah, lakukan yang terbaik dan hamasah untuk semua...

7.Kampus Paramadina
nah ini dia.. kader ikhwan yang prestatif (peserta terbaik daurah marhalah 1 kammi itb).. semoga kita tetap bisa dipertemukan dalam indahnya da'wah dan ukhuwah.. InsyaAllah kammi itb berencana akan silaturahmi ke jakarta selatan, ke kammi madani, dan sekitarnya, InsyaAllah...
dan ada akhwat dari kammi madani juga, jazakallah ya ukh.. InsyaAllah akan menjadi belajar kita sama2, semangat dan lanjutkan perjuangan ini..

8.dan mungkin ada beberapa kampus yang belum tersebutkan disini, afwan.. jazakallah atas bantuannya..

Akhi, ukhti... ingatlah selalu ikrar dan komitmen kita.. Kemenangan da'wah adalh jiwa perjuangan Kammi.. kemenangan da'wah dan islam adalah suatu keniscayaan, suatu kepastian yang tidak bisa ditunda2 lagi kedatangannya, pancaran api kebangkitannya sudah menyala-nyala, sudah terlihat eloknya, kuncupnya sedang mekar, layarnya telah terkibar, biduk kebangkitan memang sudah dimulai sejak kita ada disini..

hamasah akhi, ukhti..
jazakallah atas segala bantuan dan pengorbanan waktu antum semua..
semoga dibalas dengan yang lebih baik..
selamat menyambut masa depan da'wah yang lebih baik lagi..

selamat datang kader kammi, mari kita rapatkan barisan, semoga selalu dalam kemudahan dan keistiqomahan selalu..
merahkan di belahan bumi manapun!! Allahu Akbar!!

Mahasiswa dan Perubahan

Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan dan tersadarkan. Mereka memiliki kapasitas intelektual yang memadai serta keberadaan mereka menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman, sebagai unsur atau agen perubahan (agent of change), yang memiliki posisi signifikan dalam struktur kemasyarakatan. Kita bisa melihat kisah Ibrahim as. sang pembaharu, atau pemuda Kahfi (QS. 18:9-26), sebagai refresentasi peran pemuda dalam perubahan. Sejarah telah mencatat bahwa unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Merekamenjadi garda terdepan dalam perubahan kondisi ummat. Hal ini dilakukan dalam bentuk seruan intelektual tanpa kekerasan dengan penuh kesadaran, pun sebagai konsekuensi dari keimanan mereka. Sehingga para pemuda seharusnya sudah menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk berubah dan ikut merubah kondisi (transformasi individual dan transformasi sosial).

Mahasiswa memiliki identitas diri yang khas, yang  dibangun dari citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan sebagai insan mandiri. Dari identitas ini lahirlah tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, serta tanggung jawab individual, sebagai hamba Allah maupun dalam hal tanggung jawab mereka membangun visi intelektual mahasiswa menuju Indonesia yang lebih baik.  Dalam Islam secara umum peran mereka antara lain:
1.      Sebagai generasi penerus (Q.S Ath Thur : 21)
2.       Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54)
3.       Sebagai generasi pembaharu (Q.S. Maryam : 42)

Mahasiswa pun diharapkan berperan aktif dan terlibat dalam orasi-orasi kebangsaan, sebagai seorang pejuang hak-hak rakyat, terutama sebagai mahasiswa muslim, yang mengedepankan  iman dan taqwa mereka,  akan lebih elegan bila dalam menyuarakan aspirasinya mampu mendahulukan cara-cara yang baik, tetap menjunjung batas-batas etika kesopanan, sehingga efektifitasnya mudah dirasakan, agar tidak kontra produktif serta tidak banyak memberi kemudharatan kepada pihak lain. Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai bagian dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. karena dirasakan bahwa duka bangsa adalah duka bersama, sehingga semangat altruisme dan responsifitas lokal mahasiswa, mampu tampil dalam performa terbaik, yang berhasil memperingatkan pemerintah pada akhir tahun 1997, pada saat terjadinya resesi ekonomi akibat beban hutang luar negeri, yang pada akhirnya berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya pada tahun 1998. Sebagaimana diaminkan oleh hadits:

Siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, Allah akan melapangkan kesusahannya pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)

mahasiswa islam memiliki peranan penting dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari sebuah kemajuan. Mereka dapat membawakan inspirasi keagamaan tersebut dalam kehidupan nyata yang berupa tantangan (challenges) dan penyelesaian masalah (problem solving) bangsa dan negara itu sendiri. Mereka bergerak jauh dari bersifat pragmatis dan demi kepentingan sesaat, malah arah gerak mereka tegas dan kritis, terencana dan ada maksud mulia. Sehingga tidak berlebihan jika seorang Presiden Irlandia, Mary McAleese, sebagaimana dikutip pada Irish Times (27/2), pada saat penutupan  Islamic Awareness Week di Royal College of SurgeonsIreland, pernah memuji mahsiswa islam, karena telah memberikan'kontribusi sangat positif' bagi masyarakat Irlandia dan perekonomianbangsa.

Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah
dunia. Kita adalah intelektual muda yang ditangan kita digantungkan cita-cita ummat
dan dunia.

 Allah SWT berfirman : “Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepadaAllah... “ (QS Ali Imran: 110)

Ada alasam mengapa mahasiswa sebagai pilar demokrasi dan pembangunan bangsa, harus menjadi pioneer perubahan. Pertama, mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunya pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karir.