Kamis, 23 Desember 2010

Mahasiswa dan Perubahan

Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan dan tersadarkan. Mereka memiliki kapasitas intelektual yang memadai serta keberadaan mereka menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman, sebagai unsur atau agen perubahan (agent of change), yang memiliki posisi signifikan dalam struktur kemasyarakatan. Kita bisa melihat kisah Ibrahim as. sang pembaharu, atau pemuda Kahfi (QS. 18:9-26), sebagai refresentasi peran pemuda dalam perubahan. Sejarah telah mencatat bahwa unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Merekamenjadi garda terdepan dalam perubahan kondisi ummat. Hal ini dilakukan dalam bentuk seruan intelektual tanpa kekerasan dengan penuh kesadaran, pun sebagai konsekuensi dari keimanan mereka. Sehingga para pemuda seharusnya sudah menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk berubah dan ikut merubah kondisi (transformasi individual dan transformasi sosial).

Mahasiswa memiliki identitas diri yang khas, yang  dibangun dari citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan sebagai insan mandiri. Dari identitas ini lahirlah tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, serta tanggung jawab individual, sebagai hamba Allah maupun dalam hal tanggung jawab mereka membangun visi intelektual mahasiswa menuju Indonesia yang lebih baik.  Dalam Islam secara umum peran mereka antara lain:
1.      Sebagai generasi penerus (Q.S Ath Thur : 21)
2.       Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54)
3.       Sebagai generasi pembaharu (Q.S. Maryam : 42)

Mahasiswa pun diharapkan berperan aktif dan terlibat dalam orasi-orasi kebangsaan, sebagai seorang pejuang hak-hak rakyat, terutama sebagai mahasiswa muslim, yang mengedepankan  iman dan taqwa mereka,  akan lebih elegan bila dalam menyuarakan aspirasinya mampu mendahulukan cara-cara yang baik, tetap menjunjung batas-batas etika kesopanan, sehingga efektifitasnya mudah dirasakan, agar tidak kontra produktif serta tidak banyak memberi kemudharatan kepada pihak lain. Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai bagian dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. karena dirasakan bahwa duka bangsa adalah duka bersama, sehingga semangat altruisme dan responsifitas lokal mahasiswa, mampu tampil dalam performa terbaik, yang berhasil memperingatkan pemerintah pada akhir tahun 1997, pada saat terjadinya resesi ekonomi akibat beban hutang luar negeri, yang pada akhirnya berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya pada tahun 1998. Sebagaimana diaminkan oleh hadits:

Siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, Allah akan melapangkan kesusahannya pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)

mahasiswa islam memiliki peranan penting dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari sebuah kemajuan. Mereka dapat membawakan inspirasi keagamaan tersebut dalam kehidupan nyata yang berupa tantangan (challenges) dan penyelesaian masalah (problem solving) bangsa dan negara itu sendiri. Mereka bergerak jauh dari bersifat pragmatis dan demi kepentingan sesaat, malah arah gerak mereka tegas dan kritis, terencana dan ada maksud mulia. Sehingga tidak berlebihan jika seorang Presiden Irlandia, Mary McAleese, sebagaimana dikutip pada Irish Times (27/2), pada saat penutupan  Islamic Awareness Week di Royal College of SurgeonsIreland, pernah memuji mahsiswa islam, karena telah memberikan'kontribusi sangat positif' bagi masyarakat Irlandia dan perekonomianbangsa.

Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah
dunia. Kita adalah intelektual muda yang ditangan kita digantungkan cita-cita ummat
dan dunia.

 Allah SWT berfirman : “Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepadaAllah... “ (QS Ali Imran: 110)

Ada alasam mengapa mahasiswa sebagai pilar demokrasi dan pembangunan bangsa, harus menjadi pioneer perubahan. Pertama, mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunya pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karir.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Get this widget

Posting Komentar

Silahkan Dikomentari....