Kamis, 23 Desember 2010

Di Jalan Da'wah Aku Merentas Kemenangan Da'wah

Aku yang memikirkan diriku hari ini adalah aku yang telah menjalani proses-proses kehidupanku beberapa waktu yang lalu, beberapa waktu yang memang sedikit banyak sudah mengajariku tentang pentingnya berencana secara maksimal, berikhitar secara maksimal, bermunajat secara maksimal, bertawakal secara maksimal, dan seterusnya, sampai mencapai buah amal dan akhlak dengan kualitas maksimal juga.. waktu yang telah banyak membesarkan orang-orang besar, bisa kita katakan mereka antara lain Rasulullah saw, Muhammad Al-Fatih, Shalehuddin Al-Ayubi, Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Abu Bakar Ba'asyir, dan sebagainya.. Maka, hanya ada dua pilihan dalam kaitannya dengan waktu, menjadi orang yang berhasil, atau sebaliknya...

Sebagaimana waktu, Da'wah adalah merupakan pilihan dari sebanyak pilihan yang ditawarkan Allah melalui sang jaman, sebab dari sang jaman ini maka katakanlah tiap seratus tahun selalu tumbuh orang-orang yang memperjuangkan da'wah, mereka membawa panji-panji perjuangan di setiap front peperangan, baik itu peperangan dengan musuh mereka, ataupun peperangan dengan sang musuh utama, musuh "sang ketidakberdayaan".. Da'wah di jalan Allah adalah sebuah pilihan, sebuah perniagaan yang Allah telah memberikan rambu-rambu perjual-belian kita ini dan menjelaskan akan keuntungannya yakni Surga.. Maka ialah yang  merubah sikap benci dan permusuhan Al-Faruuq, Ibnul Khattab menjadi sikap membela Islam dan memperjuangkannya.. Maka ialah yang merubah jiwa idealisme dan kritisme sang Syahid Sayyid Quthb dari sang kritikus sastra menjadi sang penghujjah islam yang sangat totalitas dalam menegakan kebenaran dan penolakannya dalam kejahiliyahan dalam segi apapun, bersama pemikiran dan perenungan beliau (Sayyid Quthb) yang tersibghah (tercelup) dengan Islam dan ketinggian kalimat Allah maka satu persatu karya fenomenalnya dilahirkan dari buah pena dan tulisannya ini... Maka da'wah jika tidak berlebihan, selalu akan menghasilkan orang-orang besar dalam kapasitas  yang berbeda, mungkin sama, atau tidak sama...

Jalan Da'wah memang sebuah pilihan, sebuah keputusan yang tidak semua orang bisa mengambilnya dengan bijaksana.. Terkadang da'wah mengalir deras layaknya arus sungai di musim penghujan, namun lebih sering pula kering kerontang seperti padang pasir tandus yang jauh dari mata air kehidupan (oase).. Terkadang para pengemban da'wah memiliki harapan dan misi peradaban yang menjulang tinggi, terkadang mereka pun berada pada posisi terjepit seperti berada pada suatu kisaran nisbi saja, terkadang kita bisa melihat sang mu'asis (peletak pondasi, bukan dimaksudkan kepada Hasan Al-Bana) memiliki mental baja yang mengakar kuat pada akhlak dan cita-cita da'wahnya yang tinggi, terkadang pula sering kita temui hal yang sebaliknya... Unik dan memang beragam fenomena para pengemban da'wah dan pastinya akan kembali kepada Niat dan tujuan dari awal mereka terlibat di jalan da'wah ini.. Inilah kondisi yang biasanya akan mempengaruhi pendirian dari "madrasah teladan" dan "militansi" kader itu sendiri...

Sungguh, memang Da'wah sendiri merupakan milik semua orang, kewajibannya tidak berhenti pada para ulama saja, tidak berhenti pada sebuah lembaga da'wah saja, tidak berhenti pada Umara' (pemimpin) kita saja, akan tetapi setiap punggung dari kita mestilah mau menanggung beban da'wah ini, beban da'wah yang sudah diperjuangkan dengan darah dan keringat para pendahulu kita.. bahkan da'wah memang sudah diisyaratkan mesti berbenturan dengan hal-hal seperti itu, penganiyaan, pendzaliman, perlakuan tidak adil, penghapusan nyawa dan harta milik, kebencian dan lain sebagainya.. maka, pilihan agar tegar dan mengokohkan barisan merupakan harapan dan tidak bisa tidak harus ada dan dipatenkan dalam gerakan da'wah ini.. Namun, terkadang fenomena berguguran para da'i memang lebih sering kita saksikan daripada mereka yang tetap bertahan di jalan da'wah, katakanlah, sampai titik darah penghabisan (syahid)..

Kebaikan-kebaikan dari penyampaian Da'wah adalah hak bagi setiap orang, baik mereka seakidah dengan kita maupun berbeda keyakinan dan agama dengan kita, karena memang da'wah yang mampu disampaikan dengan hikmah akan banyak memahamkan orang-orang yang tidak sama sekali ada kecenderungan dengan da'wah, dengan mau'idzhah yakni dengan pengajaran dan sistem pendidikan (tarbiyah) yang bermarhalah (berproses) dan berkelanjutan, dan yang terakhir adalah dengan cara diwacanakan (mujadalah) dalam sebuah kerangka dan alur berpikir yang kuat dan ada landasannya/acuannya yakni kitab Allah dan Sunnah Rasulullah... Da'wah memang lagi-lagi seperti oase di padang pasir yang tandus, ia akan mampu menyirami keringnya hati dan sempitnya ruang berpikir dalam memahamkan kebenaran islam dan keutamaannya untuk komitmen dengannya...

Da'wah tidak cukup mulia jika hanya sekedar didengungkan saja, namun miskin dalam pengamalannya.. Seorang Al-Akh mengatakan kepada saya bahwa, Da'wah yang kita harapkan adalah da'wah yang mampu merealita, yang mampu meresap pada setiap mata air pemahaman dan kedalaman akal dan hati seorang mad'u, baik mereka yang sudah memahami Islam maupun mereka yang belum sama sekali tersentuh dengan da'wah... Tidak ada prinsif Tubarrirul Wasilah (menghalalkan segala cara) dalam menempuh wasilah amal dalam da'wah ini,, namun dalam da'wah kita tidak menghendaki adanya orang-orang atau golongan yang "kebablasan" dalam da'wah atau orang-orang yang mengambil langkah gerak da'wahnya secara tathorruf (ekstrem).. Maka, untuk memastikan adanya solusi dari kemungkinan-kemungkian diatas, diperlukan manhaj tawasuth (manhaj keseimbangan) dalam da'wah kita.. sebagaimana dikatakan oleh Amirul Mukminin, Ummar Bin Khattab ra. ”Khairul umuur awsathuha.” (Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan).. dan dijelaskan pula didalam al-Qur'an anjuran agar kita tetap seimbang dalam mengambil/bersikap, Allah Ta’ala berfirman: “Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Allah Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (QS. Al Mulk: 3)..

Ikhwah Fillah, jalan da'wah kita adalah sarana untuk mencapai kemenangan Islam, dimana kemenangan islam adalah dalam rangka membumikan nilai-nilai Ilahiyyah dalam setiap aspek kehidupan manusia, terpancarnya keshalehan pribadi muslim (syaksiyah Islamiyyah)  yang  diikuti syi'arnya Keshalehan pribadi yang berdaya guna secara sosial, lalu diupayakan agar masyarakat ikut berperan dalam proyek-proyek peletakan pondasi islam yang memasyarakat ini... Usaha optimal untuk mencapai kemenangan itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan seterusnya. Akan tetapi tetapi harus dipahami bahwa segala upaya sehebat apa pun yang dilakukan manusia bisa saja  tidak punya makna sama sekali andaikan mereka tidak mendapat perkenan dari Allah swt. Dan sebaliknya betapapun serba terbatasnya kaum Muslimin (dalam hal material dan kuantitas personal) dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan serta tegaknya da'wah, jika Allah berkehendak untuk mengaruniakan kemenangan, tak satu kekuatan pun dapat menghalanginya... 

Semoga Allah senantiasa menyalakan obor penerang da'wah kita,, di Jalan da'wah ini, bersama KAMMI, kita hendak mengenalkan islam dan da'wahnya yang khas, yang bisa menjadi sumber inspirasi dan mata air kehidupan yang tidak pernah kering airnya, seperti telaga, jernih, dan menjadi tempat orang-orang bertanya saat dahaga... InsyaAllah, kita sudah memilih, di Jalan Allah lah kita berjuang, dengan cinta dan petunjuk cahaya yang terang... Semakin banyak aktivitas, semakin berat beban perjuangan, semakin besar target yang ingin kita capai, seharusnya semakin membuat kita dekat dengan Allah.. InsyaAllah, semoga kita tetap senantiasa bersama dalam da'wah dan perjuangan ini...

Ku tulis dengan cinta teruntuk Ikhwah Fillah, sahabat dan teman perjuanganku selama ini...

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Get this widget

Posting Komentar

Silahkan Dikomentari....